kampung muslim Bali

Senin, 24 Januari 2011

BERTOBAT


            ISTIKOMAH BERTOBAT
 Hendaklah engkau,selalu istiqomah ( langgeng,terus-menerus ) dalam hal tobat kepada Allah Swt."
Kata 'tobat' menurut bahasa,berarti kembali.sedangkan dalam istilah syara' (peraturan agama),kata 'tobat' mempunyai makna kembali dan meninggalkan hal-hal yang di cela oleh agama,serta menjalankan perkara yang dipuji oleh agama.
  Tobat mempunyai permulaan dan penghabisan.permulaannya ialah tobat dari dosa-dosa besar,lalu tobat dari dosa-dosa kecil,lalu tobat dari perbuatan makruh,lalu tobat dari perkara yang menyimpang dari keutamaan,lalu dari pandangannya kepada diri sendiri dalam melakukan kebaikan-kebaikan,lalu tobat dari pandangannya bahwa dirinya termasuk golongan wali pada zamannya,lalu tobat dari pandangannya bahwa dirinya telah benar-benar bertobat,lalu tobat dari keinginan hati yang tidak diridhoi Allah Swt.
  Adapun puncak tobat,yaitu berbuat kepada Allah Swt.tatkala hatinya lalai dari memandang Tuhannya,meski hanya sekejap.para muhaqqiq dari ahli thariqat menerangkan bahwa orang yang benar-benar menyesal terhadap perbuatan dosanya dan mengakui dosanya,jelas orang tersebut telah sah tobatnya.sebab(ketika Allah Swt.menceritakan perihal Nabi Adam as.);Allah Ta'ala tidak mengisahkan kepada kita,tentang tobat nenek moyang kita-Adam as.-itu,kecuali pengakuan Nabi Adam as.atas dosanya dan penyesalannya.Kalau memang sahnya tobat itu harus dengan melakukan hal-hal pengakuan dan penyesalan,niscaya Allah Swt.menceritakannya kepada kita.
  Adapun perkataan ulama yang menerangkan,bahwa diantara syarat tobat haruslah meninggalkan dosa yang telah di perbuat dan harus memiliki niat kuat untuk tidak kembali melakukan dosa itu lagi,maka yang demikian hanyalah penetapan syarat dengan jalan istinbath (memetik pelajaran).Karena,orang yang menyesal atas sesuatu,pastilah ia meninggalkan perbuatan tersebut dan tentu mempunyai niat kuat untuk tidak kembali berbuat lagi.
  Adalah sesuatu yang telah maklum,bahwa karena tobat maka di ampuni semua perbuatan ceroboh yang melanggar hak-hak Allah Swt.Begitu pula perlakuan aniaya seorang hamba terhadap dirinya sendiri-dengan melakukan maksiat-maksiat-lain dosa menyekutukan Allah Swt.meskipun menyekutukan Allah Swt. itupun kembali kepada penganiayaan diri sendiri dan bukannya merampas hak-hak sesama makhluk,yang berupa harta benda dan kehormatan.
  Syeikh Ibrahim memulai wasiatnya dengan tobat,sebab tobat merupakan dasar bagi setiap maqam (tingkatan) yang di capai oleh seorang hamba (manusia),hingga matinya.maka,sebagai mana orang yang tidak memiliki tanah,tentu dia tidak memiliki bangunan rumah,demikian juga orang yang tidak berbuat tobat,niscaya dia tidak memiliki haal dan maqam.
  Di antara ucapan ulama "Barangsiapa mengokohkanmaqam tobatnya,niscaya Allah Swt. memeliharanya dari semua campuranikhlas yang ada dalam amal-amal(orang tersebut beramal apa saja pasti bisa ikhlas,tanpa pamrih lain,selain mengagungkan Allah Swt.)jadi,tobat itu bagaikan zuhud (tidak terpancang)pada dunia,yang memelihara pemilikzuhud dari segala apa yang menghalang-halangi dari Zat yang Hak,Allah Swt.
  Syekh Ibrahim menganjurkan istiqamah dalam tobat.karena,apabila tobat bengkok,maka kebengkokan itu dapat menarik setiap maqam (maqam tersebut ikut menjadi bengkok)sesudahnya.kemudian bangunan bangunanmaqam yang di hasilkan pun menjadi lemah,seperti orang yang membangun pagar rumahnya dari batu merah mentah yang kering,tanpa adukan pasir dan semen.
  Syekh Muhammad bin inan rahimahullah berkata," Barangsiapaistiqamah dalam tobatnya dari perbuatan maksiat,niscaya ia meningkat ke tobat dari setiap hal yang tidak berguna (baik ucapan maupun perbuatan).sedang orang yang tidak istiqamah dalam tobat,maka ia tidak dapat menghirup bau tobat dari omong kosong (atau perbuatan sembrono).dan ia tidak kuasa memelihara gerak hatinya selama-lamanya,bahkan gerak hati maksiyat akan mengalahkannya,sampaipun di dalam sholatnya".
  Renungkanlah firman Allah Swt.yang di tunjukan kepada Nabi besar yang terpelihara dari perbuatan maksiat_Muhammad Saw.yang artinya :
       "Istiqomalah sesuai dengan apa yang di perintahkan kepadamu,begitu pula orang-orang yang bertobat bersamamu ".
  Jelaslah bahwa Allah Swt. memerintahkan kepada Nabi Muhammad Saw.agar istiqamah dalam tobat.perintah juga di tunjukan kepada orang-orang  yang bertobat bersama beliau,yakni semua penganut dan umat beliau.
  Syekh Ali Al-Khawwadh berkata,"Barang siapa istiqamah dalam tobatnya dan zuhud dalam perkara dunianya,maka seluruh maqam dan tingkah laku hati yang baik benar-benar terlihat dalam dirinya.".

Peringatan
  Seyogyanya seorang hamba selalu meneliti anggota tubuhnya,baik lahir maupun batin,pagi dan sore,apakah anggota-anggota tersebut memelihara hukum-hukum Allah Swt.yang telah di tentukan bagi anggota-anggota tersebut,ataukah anggota-anggota itu melampaui batas;apakah mengerjakan perintah Allah atau tidak,seperti menutup mata (bila menghadapi sesuatu yang haram di lihat),menjaga lisan,telinga,hati dan sebagainya.Kalau misalnya telah  melaksanakan perintah,apakah sudah benar-benar di lakukan secara ikhlas?Apabila seorang hamba melihat salah satu anggota tubuhnya senantiasa taat kepada Allah,maka sepantasnyalah ia bersukur kepada Allah Swt.dan jangan memandang diri sendiri sebagai seorang ahli yang taat kepada Allah Swt.(harap di ketahui bahwa dirinya hanya sebagai tempat berlakunya takdir baik dari AllahSwt.)
  Dan kalau seseorang melihat dirinya berlumuran maksiat,maka sebaiknya ia cepat-cepat menyesalinya dan memohon ampun kepada Allah,lalu bersyukur padaNya,lantaran tidak di takdirkan melakukan perbuatan maksiat yang lebih banyak dari pada maksiat yang di kerjakanya,dan anggota-anggota tubuh yang melakukan maksiat itu tidak di timpa bencana,seperti penyakit,cacat,bisul atau luka.sebab,setiap anggota tubuh yang di gunakan maksiat,sudah sepatutnya di turuni bencana.
  Pahamilah apa yang telah di terangkan di atas,wahai saudara! Dan tetaplah senantiasa bertobat,serta bencilah apa yang menjadi kesenangan hidup di dunia,lantaran mengikuti perintah Allah Swt.karena,Allah Swt tidak memandang kepada dunia (kesenangan hidup) ketika mulai membuatnya.
Rosulallah Saw.pernah bersabda yang artinya :
     " Cinta harta dan kemuliaan (kedudukan) itu bisa menimbulkan kemunafikan dalam hati, sebagaimana air yang dapat menumbuhkan tumbuh-tumbuhan.

  Imam Abu Sufyan Ats-Tsauri pernah berkata,"seandainya ada orang beribadah kepada Allah Swt.dengan melaksanakan semua perintahNya,tetapi ia juga mencintai dunia (kesenangan hidup di dunia),pasti nanti di tampakan kepadanya di hari kiamat,di atas kepala seluruh manusia."Ingat! sesungguhnya ini adalah fulan bin fulan yang ketika hidup di dunia sangat mencintai apa yang di benci oleh Zat yang Hak (Allah Swt.).setelah itu, hampir-hampir daging mukanya pada runtuh (mengelupas) malu"