kampung muslim Bali

Selasa, 01 Maret 2011

Kisah Nabi Ibrohin Dan Menantunya



Dikisahkan Nabi Ibrahim AS berkunjung ke menantunya. Pada waktu itu, anaknya, Nabi Ismail AS tidak ada di rumah. Dan ternyata sang mantu belum pernah berjumpa dengan sang mertua

Nabi Ibrahim : Siapakah kamu ?
Menantu : Aku isteri Ismail.
Nabi Ibrahim : Di manakah suamimu, Ismail ?
Menantu : Dia pergi berburu.
Nabi Ibrahim : Bagaimanakah keadaan hidupmu sekeluarga ?
Menantu : (sambil mengeluh) Oh, kami semua dalam penderitaan dan tak bahagia

Nabi Ibrahim : Baiklah! Jika suamimu sudah kembali, tolong sampaikan salamku padanya. Dan katakan padanya, ‘tukar tiang pintu rumahnya’ (kiasan untuk menceraikan isterinya).
Menantu : Ya, baiklah.
Setelah Nabi Ismail pulang dari berburu, isterinya terus menceritakan tentang orang tua yang telah singgah di rumah mereka.

Nabi Ismail : Apa saja yang ditanya oleh orang tua itu ?
Isteri : Dia bertanya tentang keadaan hidup kita.
Nabi Ismail : Apa jawapanmu?
Isteri : Aku ceritakan kita ini orang yang susah. Hidup kita ini selalu dalam penderitaan dan tak bahagia.
Nabi Ismail : Apa dia ada pesan ?
Isteri : Ada
. Dia titip salam padamu dan dia berpesan agar engkau menukarkan tiang pintu rumahmu.
Nabi Ismail : Sebenarnya dia itu ayahku. Dia menyuruh kita berpisah (bercerai). Maka,
Sekarang kembalilah kamu kepada keluargamu.
Ismail pun menceraikan isterinya yang suka mengeluh, tak bertimbang rasa serta tidak bersyukur kepada takdir Allah SWT. Malah dia menceritakan rahasia rumah tangga kepada orang luar.

Kemudian Nabi Ismail AS menikah lagi.

Pada suatu ketika, Nabi Ibrahim AS datang lagi ke Makkah dengan tujuan kembali mengunjungi anak dan menantunya. Dan bias ditebak, terjadilah pertemuan antara mertua dan menantu ‘barunya’ itu.


Nabi Ibrahim : Dimana suamimu ?
Menantu : Dia tidak ada dirumah. Dia sedang memburu.
Nabi Ibrahim : Bagaimana keadaan hidupmu sekeluarga ? Mudah-mudahan dalam kesenangan ?
Menantu : Alhamdulillah, kami semua dalam keadaan sehat sejahtera,
tidak kurang suatu apa.
Nabi Ibrahim : Baguslah kalau begitu.
Menantu : Silakan duduk sebentar. Bolehkah saya hidangkan sedikit makanan.
Nabi Ibrahim : Apa pula yang ingin kamu hidangkan?
Menantu : Ada
sedikit daging, tunggulah saya sediakan minuman dahulu.
Nabi Ibrahim : (Berdoa) Ya Allah! Ya Tuhanku! Berkatilah mereka dalam makan minum mereka. (Berdasarkan peristiwa ini, Rasulullah beranggapan keadaan mewah negeri Makkah adalah berkat doa Nabi Ibrahim).
Nabi Ibrahim : Baiklah, nanti apabila suamimu pulang, sampai kan salamku kepadanya. Suruhlah dia menetapkan tiang pintu rumahnya (sebagai kiasan untuk meng-kekal-kan isteri Nabi Ismail).
Ketika Nabi Ismail pulang dari berburu, seperti biasa dia bertanya siapa datang yang datang mencarinya.

Nabi Ismail : Adakah yang datang ketika aku tiada di rumah?
Isteri : Ya, ada. Seorang tua yang baik rupanya dan perwatakannya sepertimu.
Nabi Ismail : Apa katanya?
Isteri : Dia bertanya tentang keadaan hidup kita.
Nabi Ismail : Apa jawabanmu?
Isteri : Aku bilang padanya bahwa hidup kita dalam keadaan baik, tidak kurang suatu apa. Aku ajak juga dia makan dan minum.
Nabi Ismail : Apa dia ada pesan ?
Isteri : Ada
, dia berkirim salam buatmu dan menyuruh kamu menetapkan tiang pintu rumahmu.
Nabi Ismail : Oh, begitu. Sebenarnya dialah ayahku. Tiang pintu yang dimaksudkannya itu ialah dirimu yang dimintanya untuk aku  kekalkan.
Isteri : Alhamdulillah, syukron.

***

Rasulullah bersabda :
“Sampaikanlah kepada siapapun yang engkau temui dari kaum wanita, bahwa ketaatan kepada suami serta mengakui haknya adalah menyamai pahala orang yang berjihad pada jalan Allah, tetapi sangat sedikit sekali golongan kamu yang dapat melakukan demikian.” (HR. Al-Bazzar dan Ath-Thabrani)

Semoga menjadi teladan…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar